Dedi Mulyadi : Saya Harus Mengukur Diri
JABAR. Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat Dedi Mulyadi sampai saat ini belum
memutuskan kesiapan dirinya untuk mengikuti kontestasi Pemilihan
Gubernur Jawa Barat pada Tahun 2018 mendatang. Ketimbang terlihat
‘ngoyo’, pria yang juga masih menjabat sebagai Bupati Purwakarta itu
lebih memilih untuk mengukur diri terlebih dahulu sebelum mengambil
keputusan penting tersebut.
Hal itu dikatakannya usai menjadi pembicara dalam Kongres Nasional
Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan yang diselenggarakan oleh Komnas
HAM, belum lama ini, di Balai Kartini, Jakarta.
“Kalau kata orang Sunda mah kudu ngukur awak sakujur (melihat
keseluruhan dari diri sendiri.Red)”, singkatnya.
Publik Jawa Barat menurutnya, harus difahami terlebih dahulu aspek
culture-nya, sebab diakui atau tidak, Jawa Barat kini sudah menjadi
provinsi yang penuh dengan keanekaragaman. Hal inilah yang mengharuskan
dirinya untuk melakukan telaah mendalam.
“Masyarakat Jawa Barat itu penuh keanekaragaman, ada Sunda, ada Jawa.
Nah, dari situ saya harus mengukur diri, mampu apa tidak,” ujarnya.
Kemampuan personal, masih menurut Dedi, merupakan hal yang harus
diperhatikan dalam memimpin Jawa Barat. Kemampuan inilah yang diharapkan
melahirkan solusi bagi kompleksitas problematika ekonomi penduduk Jawa
Barat yang juga beranekaragam mulai dari petani, pegadang, nelayan,
buruh dan yang lainnya.
“Bisa tidak, saya larut, saya manunggal dengan mereka itu,” ujarnya
kembali.
Selain itu, pemahaman terhadap adat kebiasaan masyarakat Sunda pun
menurutnya harus menjadi perhatian siapapun yang ingin mencalonkan diri
sebagai Gubernur di Jawa Barat. Pengetahuan terhadap aspek ini harus
menjadi bekal dalam melakukan pergerakan politik.
“Kita faham gak dengan bahasa mereka, ada Sunda Banten, ada Sunda
Priangan, Jawa Cirebonan, Jawa Indramayuan, Jawa Panturaan. Sebagai
orang desa, ya saya harus ngukur diri dulu,” tandasnya.
Saat ditanya apakah setelah mengukur diri akan menyatakan kesiapan, pria
yang selalu mengenakan pakaian khas Sunda tersebut malah berseloroh
bahwa persoalan Pilgub Jawa Barat bukanlah upacara bendera atau kuis.
“Jangan siap-siap, dikira upacara bendera nanti, kalau ditanya apakah
bersedia, ini juga bukan kuis. Saya fokus bekerja dulu lah, seperti air
mengalir, nanti akan terjawab oleh ketentuan publik dan ketentuan alam,”
pungkasnya (01)