Figure

Tak Elok Menampik Amanah

Bagikan ke:

Ir. Muhamad Abdul Latif, Ketua Kadin Purwakarta

 

IMG-20170319-WA0000ENERGIK dan tak kenal lelah. Itu kesan yang tersirat dari seorang Muhamad Abdul Latif. Ya, kendati seabrek kegiatan melingkupinya, tapi lelaki kelahiran Purwakarta 28 Agustus 1970 ini  sepertinya tak pernah berhenti di satu titik. Bagi Mamat, demikian biasa dia disapa, hidup memang senantiasa dinamis dan penuh beragam pertarungan di dalamnya.

Beranjak dari pemikiran seperti itulah Mamat menyimpan passion. “Tanpa memiliki gairah, kita tak bakal jadi apa-apa,” tutur ayah tiga anak ini. Dan nyatanya gairah yang dimilikinya tersebut ditebarkan kepada orang-orang di sekitarnya.

Maka tak heran jika kediamannya di Gang Banteng, Kelurahan Nagri Kidul, Kecamatan Purwakarta, tak pernah sepi. Selalu saja ada tamu dari berbagai kalangan ‘hinggap’ di sana. Lelaki yang kini menjabat sebagai Ketua Kadin Purwakarta ini memang terkenal luwes dalam bergaul. “Setiap hari saya mesti mencari teman baru, dan berusaha keras menghindari rasa permusuhan,” ujarnya.

Sebagai seorang yang lahir dan besar di Purwakarta, Mamat mengaku belum berbuat apa-apa terhadap kabupaten ini. Padahal dia sedemikian mencintai Purwakarta. Tanpa disadarinya, kecintaannya itu akhirnya melahirkan obsesi yang semakin lama semakin menggunung di benaknya.

Obsesinya tak lain adalah ingin menghantarkan Purwakarta menjadi kabupaten terdepan di ranah Jawa Barat. “Tak ada yang bisa mengelak bahwa kepemimpian Pak Dedi (Dedi Mulyadi, Bupati Purwakarta) telah banyak merubah wajah kabupaten ini. Maka, siapapun yang akan menggantikan Pak Dedi kelak, hanya tinggal meneruskan,” kata jebolan Universitas Trisakti Fakultas Teknik Sipil tahun 1996 ini.

IMG-20170319-WA0001Berbarengan dengan itu, lanjut dia, pengganti Dedi Mulyadi bakal memikul beban berat. “Makanya siapapun nanti yang terpilih pada Pilkada Purwakarta 2018, mesti figur yang mumpuni. Yang bisa mengikuti irama masyarakat. Jika tidak, pasti akan ada resistensi,” tuturnya.

Saat ditanya siapkah meneruskan kepemimpinan Dedi Mulyadi, lelaki yang pernah mengenyam ilmu hukum di Unisba ini agak lama menjawabnya. Menurut Ketua Askumindo Purwakarta ini, meneruskan kepemimpinan Dedi tak harus menjadi seorang bupati. Dengan mendukung program-program yang telah dijalankan pemda, itu juga sudah bisa dikatakan sebagai pengejawantahan dari sebuah kemuliaan.

Namun demikian, suami dari Evi Fatimah ini mengaku harus siap memimpin kabupaten ini apabila masyarakat menghendakinya. Meneruskan apa yang telah dilakukan Dedi Mulyadi merupakan sebuah tantangan tersendiri. “Jika kita diberi amanah, tak elok jika menampiknya,” katanya diplomatis.

Di luar sepengetahuannya, sejumlah komponen masyarakat memang ada yang menghendaki agar Mamat ikut serta dalam kontestansi Pilkada Purwakarta 2018. Mamat dinilai tak akan mengalami kegagapan ketika dipercaya sebagai bupati. Sebab di ranah politik, Mamat sudah lama ditempa oleh partai beringin alias Golkar. Ya, saat ini Mamat memangku jabatan sebagai Wakil Bendahara DPD Partai Golkar Jawa Barat.

Di luar Partai Golkar yang kini menaunginya, tercium kabar bahwa sedikitnya dua partai sudah meliriknya. Tinggal menggelar komunikasi politik yang lebih intens. Diprediksi, beberapa bulan ke depan nama Mamat bakal ikut bertengger bersama figur-figur lainnya yang konon hendak mencalonkan diri.

Kelak, bisa jadi obsesi Mamat berbuat maksimal untuk Purwakarta, akan dengan mudah tersalurkan ketika dia diberi amanah menjadi seorang bupati. “Kuncinya, meneruskan dan menjaga apa yang telah dilakukan bupati sebelumnya, sembari membuka diri untuk membuka celah-celah inovasi.

Nama-nama figur tersebut sudah banyak disebut-sebut, utamanya di media sosial. Mereka diantaranya Neng Supartini, Endang Koswara, Saepudin Zuhri,  Fadil Karsoma, dan Dadan Koswara. Elektabilitas dan kapabilitas mereka belum teruji. Mereka baru dalam tahap menjaring popularitas  agar dikenal publik Purwakarta.

Mamat menjelaskan, nama-nama yang kini sudah beredar, semuanya adalah tokoh terbaik Purwakarta. Pada akhirnya, masyarakat Purwakarta-lah yang kelak menentukan siapa yang terbaik diantara yang terbaik itu.(02)

 

 

 

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.