Semar
Tatang Budimansyah, Pimpinan Umum Jabar Expose Raya
MARI kita meluncur ke tahun 2038. Anggap saja saat ini almanak menunjukkan angka 2038. Pada tahun itu, Purwakarta dipimpin seorang bupati bernama Semar Badranaya. Seperti dalam cerita pewayangan, Semar adalah simbol kearifan. Simbol ketulusan. Bupati Semar memang memimpin kabupaten ini dengan arif, rendah hati, dan tulus. Warga Purwakarta takjub dengan kharismanya.
Bupati Semar tak harus menjilati ketiak para penegak hukum. Sebab, dia tak akan terjerat hukum. Sebab langkah kepempimpinannya selalu berada di jalan putih. Jalan lurus. Jaksa atau polisi mana yang hendak menangkap Semar? Badan Semar boleh legam. Tapi hatinya teramat putih.
“Seandainya bupati-bupati terdahulu berperangai seperti Bupati Semar, tentu Purwakarta akan istimewa. Bukan istimewa sebatas slogan, tapi keistimewaan yang mengejawantah,” kata Cindy Crawford, seorang warga.
Cindy tahu Purwakarta ‘masa lalu’ dari sejumlah buku dan referensi verbal di warung-warung kopi. Dari referensi itu dia tahu tentang sejumlah ‘mantan’ pejabat, dengan segala sepak terjang dan rekam jejaknya.
Anggap saja saat ini tahun 2038. Dua puluh tahun dari sekarang. Cindy membaca buku sejarah bahwa ‘dulu’, beberapa puluh tahun yang lalu, Purwakarta pernah terisak. Dari buku dan kabar warung kopi, Cindy tahu bahwa ada segelintir pejabat Purwakarta yang terbelit kasus.
Bulu kuduk Cindy Crawford berdiri. Dia merinding. Sejarah mencatat bahwa ‘dulu’, wajah Purwakarta kelabu, di tengah keindahan arsitektur perkotaan. Ya, kelabu karena perkara dugaan bancakan suap alih fungsi sebuah pasar tradisional, dan aksi ‘cubit-cubitan’ pada anggaran fiktif bimtek di sebuah lembaga yang terhormat.
Setelah lembar demi lembar buku sejarah itu dilahapnya, Cindy manggut-manggut. Lantas dia membandingkan kondisi masa itu dengan kondisi ‘saat ini’. Cindy Crawford manggut-manggut lagi. Dia tampak bersuka cita. Ada senyum di bibir manisnya. Sejurus kemudian, ia segera menghampar sajadah. Setelah membasuhi wajahnya dengan air wudlu, Cindy melaksanakan shalat sunat dua rakaat dan sujud syukur.
Cindy bersukur tahun 2038 ini tak ada pejabat yang tersandung kasus, seperti puluhan tahun sebelumnya. Itu karena Purwakarta dipimpin Bupati Semar yang arif, rendah hati, dan tulus. Duh, kalau saja bisa, semua masyarakat Purwakarta ingin saat ini almanak menunjukkan angka 2038.***