Kolom

Menanti Restu

Bagikan ke:

Tatang Budimansyah

Pimpinan Umum Jabar Expose Raya

SETIDAKNYA tiga orang birokrat yangfoto nu ganteng tea masih aktif di Pemda Purwakarta sedang melakukan ancang-ancang hendak mengikuti kontestansi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Purwakarta 2018. Ketiganya yakni Dadan Koswara (Wakil Bupati), Endang Koswara (Asda II), dan Padil Karsoma (Sekretaris Dareah (Sekda).

Kendati belum melakukan deklarasi secara resmi, namun Dadan, Padil dan Endang mulai membuka diri di ruang-ruang publik. Diantara tiga figur tersebut, tampak Padil Karsoma yang paling percaya diri alias self confidence. Padil disebut-sebut akan berkendara Partai Golkar, dan didukung penuh Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi yang kini juga menjabat sebagai Ketua DPD Partai Golkar Jawa Barat.

Indikator adanya restu Dedi kepada Padil, tampak dari porsi kegiatan seremonial Pemda Purwakarta yang diikuti Padil. Sementara Dadan Koswara semakin hari semakin ‘dikandangkan’. Namun hingga saat ini Partai Golkar tak mau terburu-buru mengusung Padil. Partai ini masih menunggu surat sakti atau katabelece dari Dedi. Sebab meskipun Dedi secara struktur sudah tak lagi menjadi pengurus DPD Purwakarta, namun peranannya masih teramat kuat di kabupaten ini. Peran Dedi masih jauh lebih dominan ketimbang  Ketua DPD Partai Golkar Purwakarta sendiri. Termasuk, dalam keputusan-keputusan atau kebijakan politis.

Partai berlambang beringin ini tinggal menunggu Dedi Mulyadi menekan tombol. Tombol atas nama siapa yang bakal ditekannya. Kalau Dedi menekan tombol atas nama Padil, maka Golkar akan mulai secara eksplisit mempublikasikan Pak Sekda ini.

Di media sosial khususnya facebook, kata dan gambar Padil Karsoma lebih banyak tampil. Para buzzer mulai menjalankan aksi strateginya. Sementara Dadan dan Endang masih mengendap-endap. Keduanya masih digelayuti banyak pertimbangan, diantaranya soal kemampuan finansial, elektabilitas, dan popularitas.

Tapi ini belum final sebelum Dedi menekan tombol. Kata orang, politik itu dinamis. Tak ada yang menjamin Dedi akan terus memberi restu kepada Padil hingga ke gerbang pilkada. Dengan kata lain, belum tentu ‘tombol Padil’ akan ditekannya. Siapa tahu dia akan menekan tombol Dadan, Endang, atau tombol-tombol lain di luar birokrat.

Satu figur lagi yang berlatarbelakang birokrat yang tak boleh disepelekan adalah Ruslan Subanda, yang saat ini menjabat sebagai Kepala Badan Kepegawaian dan Diklat (BKD) Purwakarta. Pada Pilkada sebelumnya, nama Ruslan dan Dedi Efendi (mantan Kepala Dinas Pendidikan) sempat mencuat, sebelum akhirnya Dedi Mulyadi meminang Dadan Koswara hingga ke pelaminan.

Siapa yang hendak berani memprotes jika akhirnya Dedi lebih memilih Ruslan daripada Padil? Yang jelas, setelah Partai Golkar resmi mengusung calon bupati, langkah selanjutnya adalah mencari partner koalisi. Karena kita tahu komposisi dewan Purwakarta saat ini mewajibkan seluruh partai politik peserta pilkada berkoalisi. Tak ada satu partai pun yang bisa melenggang seorang diri. Dilihat dari kedekatan emosional, ada kecenderungan Partai Golkar akan bermitra dengan Partai Hanura dan PAN. Jauh-jauh hari, ketiga partai ini sudah menunjukkan keakrabannya.

Semua tahu kepiawaian Dedi dalam urusan politik. Nyaris dipastikan, kalaupun nanti dia memang harus memberi restu kepada figur tertentu, maka dia akan menunjuk seseorang yang bukan melulu mumpuni secara finansial, tetapi juga kredibilitas dan kapabilitas dalam mengelola atmosfer birokrasi Purwakarta yang semakin dinamis dan kompleks.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.