Purwakarta

Pengunjung RS Bayu Asih Keluhkan Parkir

Bagikan ke:

PURWAKARTA – Pengunjung Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bayu Asih Purwakarta, mengeluhkan pengelolaan Parkir sejak beberapa hari terakhir .

seperti yang dialami Agus warga purwakarta, Dirinya mengaku heran dengan pengelolaan parkir RSUD Bayu Asih yang menggunakan cara tradisional atau manual.

“Komplain seperti ini sebenarnya sudah sering saya dengar dari beberapa warga, sehingga tidak bisa dilakukan pembiaran.”

Menurutnya, pengelola parkiran sama saja melakukan pungutan liar. Hal ini disebabkan, pemungutan biaya tidak transparanan.

“Saya lihat di karcis, tidak ada yang tertulis aturan tarif dari pengelola. Jadi tukang parkir memungut biaya semaunya saja.” ungkap agus.

Dia mengatakan, meminta pihak RSUD Bayu Asih untuk merubah sistem parkir di rumah sakit daerah itu. Sistem parkir yang masih menggunakan sistem tradisional, diminta menggunakan sistem komputerisasi agar lebih jelas pengelolaannya.

“Sekarang sudah zaman teknologi. Kok parkir masih sistem tradisional, harusnya sudah komputerisasi dong. ” katanya.

Agus menambahkan dengan sistem tradisional pengelolaan parkir rawan kebocoran. Sehingga, pendapatan parkir yang dipungut dari keluarga pasien tersebut tidak jelas. “Sistem manual atau tradisional itu rawan penyelewengan. Sehingga PAD (Pendapatan Asli Daerah) yang disetor ke rumah sakit rawan bocor,” tegasnya.

Bahkan, data berapa jumlah kendaraan yang diparkir di halaman rumah sakit tersebut tidak jelas. Karena pihak pengelola parkir tidak pernah mencatat. Terlebih lagi, tidak ada jaminan dari pengelola perkir untuk mengganti kendaraan yang hilang.

“Sekarang ini sudah ada aturannya, jika kendaraan sedang di parkir hilang, apakah ada jaminan pengelola parkir mengganti?” tanya Agus .

Menurut Agus ,disamping keamanan, penerapan tarif parkir itu tergolong mahal, terutama untuk keluarga pasien yang memang penerima bantuan iuran kesehatan.

“Bayangkan bila dalam sehari harus keluar masuk rumah sakit lebih dari lima kali, berapa biaya yang harus ditanggung keluarga pasien,” katanya.

Agus juga mencurigai tarif yang dikenakan petugas parkir itu dilakukan sepihak. Parahnya lagi, saat tarif dinaikkan, fasilitas parkir yang tersedia justru sangat memprihatinkan. “Sangat serampangan,” katanya.

Agus berharap manajemen rumah sakit dapat menertibkan persoalan parkir tersebut.

“Bila tarif parkir itu sesuai dengan aturan, kita tidak akan mempertanyakan. Tapi kenaikan harga ini saya rasa tidak resmi dan tidak masuk menjadi PAD. Ini artinya ada dugaan pungli di sana,” katanya.

Wakil Direktur Umum RSUD Bayu Asih , Asep Gumelar saat ditemui di ruangan nya, Selasa (18/7) menyatakan, Karna Rumah sakit sedang melakukan pembangunan, jadi untuk semtara parkir kami kelola sendiri, berhubungan rumah sakit kekurang orang jadi Karang Taruna setempat menawarkan Bantuan.

“Itu sifat nya sementara, sebenarnya kalau tidak bayar pun tidak apa-apa, karena kami menggratiskan parkir selama pembangunan. ya kalau pasien mau memberi ya silahkan dan itu tidak di target, Nah kalau pun ada karcis itu sifat nya untuk pengendalian saja. ” kata Asep Gumelar yang akrab disapa Asgum.

Asgum juga mengaku kecewa dengan kejadian seperti ini. Padahal dalam perjanjiannya parkir tidak di target seperti ini, kalau seperti ini pungli namanya.

“Kita akan segera memanggil pihak pengelola parkir untuk mempertanyakan hal ini. Kami mengucap terima kasih atas laporan ini, karena laporan dari masyarakat sangat membantu kami untuk meningkatkan lagi pelayanan,” katanya.(Gin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.