Purwakarta

SMK Bina Taruna menjadi Motor Pembentukan Sekolah Berbasis SPMI .

Bagikan ke:

PURWAKARTA – Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) memiliki tantangan besar untuk berkontribusi dalam pembangunan Indonesia. oleh sebab itu perlunya Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI) Di SMK.

Setidaknya ada 6 sekolah di Kabupaten Purwakarta, yang akan menjadi sekolah model Sistem Penjaminan Mutu Internal (SPMI), Jumat (11/08) di SMK Bina Taruna.

6 Sekolah tersebut ialah SMK Bina Taruna, SMK Taruna Sakti, SMK Bina Kerja, SMK Bahki Praja dan SMK Bina Budi yang akan menerapkan sekolah model SPMI di Purwakarta.

Menurut Pengawas SMK wilayah Purwakarta, KH. Nanan Najmudin mengungkapkan , sistem penjaminan mutu pendidikan berfungsi sebagai pengendali penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan untuk mewujudkan pendidikan yang bermutu.

“Untuk dapat melakukan penjaminan mutu pendidikan dengan baik diperlukan adanya sistem penjaminan mutu pendidikan baik Internal maupun eksternal ” ungkap KH. Nanan.

Semakin meningkatnya mutu SMK di Jawa Barat, lanjutnya diharapkan dapat menghasilkan SDM yang berdaya saing tinggi, kreatif, inovatif dan mampu berkompetisi dengan negara lain.

“Kita harapkan sekolah di seluruh Purwakarta hingga ke kecamatan desa menjadi sekolah model, agar mutu pendidikan anak sekolah menjadi lebih baik, sehingga program dalam membangun OKI bisa terlaksana dengan baik,” kata KH. Nanan.

Ditemui di ruangan kerjanya, Kepala SMK Bina Taruna, Raden Kusumanegara, SH memastikan bahwa masih banyak tantangan dan pekerjaan rumah yang harus dilakukan SMK dalam meningkatkan mutu pendidikan Di Purwakarta.

“Sekolah model SPMI menerapkan seluruh siklus penjaminan mutu pendidikan secara sistemik, holistik, dan berkelanjutan, sehingga budaya mutu tumbuh dan berkembang secara mandiri pada sekolah,” kata Rudi. Kusumanegara.

Tambah Dia, Salah satu keuntungan standar sekolah model SPMI diantaranya, guru masuk kelas lima menit sebelum pelajaran dimulai dan ketika guru masuk kelas tidak membawa alat komunikasi, jadi guru konsen terhadap peserta didiknya.

“Sekolah SPMI keuntungan nya karena kurikulumnya di sesuaikan dengan kebutuhan Industri, sehingga lulusannya dapat langsung terserap oleh Industri.” ungkap dia.

Masih kata Kusumanegara, agar pelaksanaan SPMI dapat dilakukan oleh seluruh satuan pendidikan dengan optimal, perlu dikembangkan satuan pendidikan yang akan menjadi model penerapan penjaminan mutu pendidikan secara mandiri.

“Dalam waktu dekat ini saya beserta 5 Kepala SMK lainnya, untuk meluncurkan buku standar SPMI.” pungkasnya.

Sementara menurut Kepala SMK Taruna Sakti, Yayang Gilang Sonjaya mengungkapkan, bahwa pihaknya mendukung baik program apa yang telah disusun oleh para guru, demi kemajuan anak sekolah. Apalagi bila tercapai maka anak didik menjadi lebih bekompeten kedepannya bisa membangun negeri.

“Hal ini bisa dibilang kepala sekolah harus inovatif dan didukung oleh pihak guru siswa serta komite sekolah. Selain itu juga mampu bekerja sama dengan intnasi terkait lain, seperti penerapan program literasi, penghijauan dan lainnya. Setelah berhasil bisa menjadi rujukan bagi sekolah lain ,” tutur Gilang.

Gilang berharap, dengan digulirkannya Sekolah Model SPMI ini diharpakan mutu pendidikan lebih berkualitas dan standar administrasi pendidikan lebih baik lagi.(Gingin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.