Komunitas Pasien Cuci Darah RS Siloam Dibentuk
PURWAKARTA-Rumah Sakit (RS) Siloam Purwakarta menghadirkan layanan hemodialisa sejak dua tahun terakhir. Sejak itu pula, RS Siloam menjadi pilihan utama para pasien cuci darah yang berasal dari Purwakarta, Subang, Cikampek, dan sekitarnya. Bahkan dalam sebulan, RS Siloam rata-rata mampu melakukan 100 tindakan dengan jumlah pasien sebanyak 55 orang.
Maksimal di bidang pelayanan, RS Siloam Purwakarta juga ingin memberikan nilai lebih terhadap pasien cuci darah. Salah satunya ditunjukkan dengan memfasilitasi terbentuknya Komunitas Pasien Cuci Darah Indonesia Siloam Hospitals Purwakarta (KPCDI SHPW).
Bertempat di Aula RS Siloam, tampak ke-55 pasien cuci darah berkumpul demi terbentuknya komunitas tersebut. Hadir dalam kegiatan yang juga didukung Kalbe Ethical Customer Care tersebut, Head Division AMA SHPW dr Hermas Irawan, serta penanggungjawab layanan Hemodialisa dr Johan Hamik Sp.PD yang juga menjadi narasumber seminar awam cuci darah.
“Hari ini kami memfasilitasi sekaligus mengajak seluruh pasien cuci darah untuk membentuk suatu wadah atau komunitas khusus pasien cuci darah. Dan saya juga sangat mengapresiasi para pasien yang menyempatkan diri untuk hadir dan bersama-sama membentuk komunitas ini,” kata Hermas Saat ditemui di tempat kerjanya, Minggu (19/11).
Hermas menjelaskan, cuci darah bagi para pasien adalah suatu kegiatan rutin yang harus dijalankan.
“Dengan terbentuknya KPCDI SHPW ini diharapkan menumbuhkan rasa kebersamaan di antara pasien, sehingga saat melakukan cuci darah pasien merasa berada di tengah-tengah keluarga,” ujarnya.
Tak jarang pula, sambung Hermas, ada beberapa di antara pasien merasa malas atau kurang bersemangat ketika hendak melakukan cuci darah.
“Nah, setelah terbentuknya komunitas ini bisa lebih semangat dan datang dengan hati yang senang karena bertemu dengan keluarga besar KPCDI SHPW,” katanya.
Dari segi jadwal pun, sambungnya, bisa dikelola dengan lebih baik dan pelayanan pun semakin optimal.
“Melalui komunitas ini pula para anggotanya bisa saling sharing seputar tips menjaga kesehatan khusus pasien cuci darah. Misalnya, saya boleh makan apa, tidak boleh makan apa. Aktivitas apa saja yang boleh apa yang tidak. Bahkan, bisa juga sharing dengan dokter dan perawat,” ujarnya.
Lebih lanjut Hermas menyebutkan, bentuk kegiatan KPCDI SHPW tak melulu pada saat hendak melakukan cuci darah, tapi juga di luar itu.
“Misalnya menggelar gathering, seminar, menyampaikan informasi terkini tentang hemodialisa, dan lainnya. Mudah-mudahan mulai tahun depan program kerjanya bisa berjalan maksimal,” kata dia.
Yang istimewa, RS Siloam juga bakal memfasilitasi terbentuknya komunitas lainnya.
“Kami memiliki proyeksi membentuk komunitas jantung sehat,
komunitas diabetes, dan lainnya,” ucapnya.(Gin)