Tini Rostini : KB Bukan Hanya Alat Kontrasepsi Saja.
PURWAKARTA – Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) dan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana (DPPKB) Purwakarta mengadakan Sosialisasi Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE) Kreatif Program Kependudukan Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga (KKBPK) di Desa Maracang Kecamatan Babakancikao, Purwakarta, Sabtu (25/11) siang.
Kegiatan dihadiri Ketua DPRD Purwakarta, Sarif Hidayat, Kabid KB BKKBN Jawa Barat, Drs.Rahmat Mulkan, Kabid Pengendalian Penduduk DPPKB Kabupaten Purwakarta Tini Rostini,
Camat Babakancikao, Kusnadi kepala Desa Maracang.
Dalam kesempatan itu, Ketua DPRD Kabupaten Purwakarta, Sarif Hidayat menjadi pembicara dan membuka acara sosialisasi tersebut.
Menurut Sarif, bahwa program Keluarga Berencana (KB) itu bukan hanya mengatur kelahiran, tetapi bagaimana memberikan kualitas yang baik kepada anak, sejak ia lahir.
“KIE Kreatif ini menjadi salah satu inovasi yang dinilai strategis untuk mengimplementasikan program KKBPK secara utuh di lapangan,” ujar Sarif,saat ditemui usai kegiatan tersebut.
Kekuatan pokok negara Indonesia adalah keluarga, lanjut dia sebab keluarga yang tidak menghasilkan generasi yang berkualitas, hanya akan merugikan negara.
“Kegiatan ini sangat bagus.
Program KIE Kreatif ini terintegritasi dengan sektor pembangunan lainnya, dalam rangka mengentaskan kemiskinan,” jelas Sarif.
Dengan KIE Kreatif ini, lanjut dia, dirinya yakin ke depan program KB akan sukses karena manfaatnya akan dapat dirasakan langsung masyarakat dengan terangkatnya kesejahteraan keluarga.
Sementara itu, Kabid Pengendalian Penduduk DPPKB Kabupaten Purwakarta, Tini Rostini menambahkan kegiatan KIE Kreatif di Purwakarta ini merupakan salah satu program BKKBN pusat melalui Komisi IX DPR-RI yaitu program tahunan untuk penguatan sekaligus evaluasi program KB khususnya di Purwakarta.
“Mari bersama-sama menciptakan keluarga berkualitas melalui KB,” papar dia.
Masih banyak, tambah Tini, masyarakat yang memahami program Keluarga Berencana (KB) hanya tentang alat-alat kontrasepsi. Padahal penerapan KB bukan hanya alat-alat tersebut saja.
”Masyarakat berpikirnya masih seperti itu, makanya kami lakukan edukasi. Kegiatan ini tak lebih adalah proses transfer of knowledge untuk masyarakat,” katanya.
KB, lanjut Tini, merupakan sebuah perencanaan dalam berkeluarga. Sama dengan kepanjangannya yang merupakan Keluarga Berencana. Jadi dari situ dapat dipahami bahwa KB bukan hanya alat-alat saja. Tetapi lebih kepada proses perencanaan dalam membangun keluarga.
”Makanya di dalamnya melarang untuk pernikahan usia dini. Hal ini dimaksudkan agar keduanya mantap untuk menikah. Diukur dari fisik maupun mental. Diharapkan nanti punya anak sudah benar-benar dewasa pikirannya. Kalau masih muda, suka main, nanti malah punya anak dititipkan ke orang tuanya,” imbuh Kabid Pengendalian Penduduk.
Sementara itu mantap fisiknya lanjut dia , supaya benar-benar siap alat reproduksinya. Sehingga tidak terjadi lahir prematur, kemudian tidak menjadi penyebab angka kematian ibu bayi juga.
”Untuk itu disarankan menikah di usia 21 tahun. Supaya baik fisik maupun mental anak benar-benar sudah siap,” jelas Wanita yang tak kenal lelah untuk Sosialisasikan KB. (Gin)