Film Yang Diputar Kemendikbud Di Sumedang, Untuk Dekatkan Film Tanah Air Kepada Masyarakat Luas
SUMEDANG – Sebagai generasi penerus bangsa, masyarakat Indonesia dihimbau bisa mengapresiasi film anak bangsa sendiri. Sebab kalau bukan bangsa sendiri, siapa lagi yang mau menghargai dan melestarikannya, bahkan mengembangkannya.
Melihat demikian Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) menggelar nonton bareng (nobar) Film “Aisyah Biarkan Kami Bersaudara” di GOR Desa Hariang Kecamatan Buahdua, Sumedang, Sabtu (21/1/2018) lalu.
Kepala Bidang Apresiasi Tenaga Perfilman-Pusat Pengembangan Perfilman, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, M Sanggupri Bochari menyatakan pemutaran film di beberapa daerah menjadi salah satu bentuk apresiasi film karya anak bangsa dengan maksud untuk menyebarluaskan pendidikan tentang persatuan, toleransi,kerja sama dan saling menghargai.
“Tujuan lain dari pemutaran film Indonesia di beberapa daerah adalah untuk mendekatkan film-film Tanah Air kepada masyarakat luas, agar bisa melekat di benak masyarakat dan tentunya masyarakat daerah terpencil dapat ikut berpartisipasi dan mengapresiasi film karya anak bangsa yang memiliki nilai dan makna tersendiri bagi setiap kalangan,” ujarnya.
FIilm ini dipilih, lanjut dia, karena memiliki prasyarat khusus diantaranya film ini dapat ditonton oleh semua usia. Didalamnya terkandung nilai-nilai penting seperti makna sosial, kerja keras, kebersamaan, toleransi, prihatin dan bersyukur terhadap yang Maha Kuasa. Oleh karena itu ada baiknya masyarakat mencernanya dengan bijaksana.
“Kita tahu, pemerintahan Pak Jokowi-JK menegaskan bahwa perfilman adalah industri yang menjadi prioritas karena perfilman yang menjadi andalan dalam menopang ekonomi dan mengembangkan kebudayaan nasional,” paparnya.
Dalam acara tersebut hadir juga Anggota DPR RI Komisi X H. Dony Ahmad Munir, dan Ratusan masyarakat sekitar yang terlihat antusias menonton film tersebut.
Pada kesempatan itu Dony memberikan apresiasi pada perfilman di Indonesia. ia berharap generasi muda yang menjadi komunitas di perfilman bisa mengangkat film budaya daerah sekaligus merangsang kembali adanya bioskop di daerah.
“Indonesia sendiri sudah memiliki film-film yang layak untuk diturut sertakan dalam ajang festival film internasional seperti Kartini, Night Bus dan lainnya yang baru-baru ini meraih piala pemenang di Festival Film Indonesia (FFI),” ungkapnya, saat ditemui usai pemutaran film.
Lanjut dia, seiring berkembangnya dunia perfilman dewasa ini, secara sadar atau pun tidak, telah menggeser budaya nonton masyarakat yang lebih cenderung pada film-film asing atau sinetron yang lebih banyak ditayangkan di televisi.
“Bahkan banyak masyarakat sengaja mengunjungi bioskop-bioskop, hanya untuk menyaksikan film asing, yang lebih banyak muatan fiksinya, ketimbang muatan edukasinya,” ujar Dony.
Dony menambahkan, kegiatan pemutaran film Indonesia seperti ini harus terus di gelar, pasalnya untuk menumbukan rasa cinta masyarakat terhadap film tanah air.
“Kegiatan seperti ini bagus, apalagi isi dari filmnya mengedukasi,” ungkapnya. (Gin)