Pendidikan

KURMED ; MELAHIRKAN PELAJAR IDAMAN 

Bagikan ke:

Oleh : Asep Ilyas, S.HI, M.Pd.

Era transformasi dan digitalisasi berotasi dengan sangat cepat sehingga mempengaruhi perubahan di tengah-tengah masyarakat sekarang ini, Di zaman sekarang kita dihadapkan pada krisis krisis moral yang makin membahayakan para generasi muda.  Tontonandi media sosial memberikan pengaruh yang besar kepada generasi muda saat ini.Banyak sekali media sosialyang menayangkan berita tentang kriminalitas yang melibatkan para pelajar di bangku sekolah terkait masalah tindakan perundungan, bahkan pelecehan kepada temannya sendiri.

Dilansir dari Tribunjakarta.com misalnya, seorang ketua Geng bernama MK membully adik kelasnya sendiri tepatnya Siswa SMPN 2 Cimanggu Cilacap Jawa Tengah. Pelaku menganiaya korban hingga korban terluka dan berdarah,  perundungan ini mengundang kemarahan pihak keluarga yang tak terima. Kejadian ini tidak hanya terjadi di sekolah tersebut. Tetapi, kasus pembullyan sudah sering terjadi di sekolah-sekolah lainnya.

Hal yang dibutuhkan pelajar saat ini adalah pendidikan yang berbasis karakter, yang tidak melupakan tradisi lama dan cerdik dalam mengambil pola-pola baru yang lebih baik. Diantaranya adalah kearifan lokal yang diterapkan dalam pembelajaran di sekolah yang diintegrasikan pula pada semua mata pelajaran, salah satu kabupaten yang memgimplementasikannya yakni Purwakarta Istimewa. Hal ini tidak lepas dari frekuensi kerajinan seseorang dalam membaca, menulis, daya nalar yang tinggi, dan berpikir kritis yang disebut dengan literasi.

Berliterasi tidak bisa dipisahkan dengan numerasi dan karakter, tentu semua komponen sekolah terlibat ikut andil untuk mengimplementasikannya. Mengapa?

  • Karena sebuah perintah yang telah digariskan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an, yakni surat Al Qolam  ayat 01 ;

نٓ ۚ وَٱلْقَلَمِ وَمَا يَسْطُرُونَ

Artinnya adalah  “Demi pena dan apa yang mereka tuliskan”.

Ajaran karakter terhadap individu di era digital sangat diutamakan, sebab generasi yang paling bagus yaitu generasi yang berkarakter baik, sebagaimana Rasulullah SAW bersabda, “Dari Abdullah bin Amr bin Ash r.a berkata : Tidaklah Rasullullah itu orang yang keji dan tidak pula orang yang berkata keji. Dan beliau bersabda: ” Sesungguhnya yang paling baik di antara kalian adalah orang yang paling bagus di antara kalian akhlaknya.“(HR. Bukhari).

Dalam dunia pendidikan, jika budaya literasi ingin dikembangkan dalam pembelajaran disekolah, tim penggerak literasi harus mampu membuat program kerja unggulan, diantaranya;

  1. Meningkatkan mutu raport pendidikan,
  2. Mengimplementasikan konsep sekolah alam sebagai proses pengembangan literasi dan
  • Karakter,
  1. Meningkatkan kompetensi atau kemampuan pengembangan diri para guru
  2. Medapatkan pola dalam memahami karakter siswa,
  3. Membentuk program yang mampu meningkatkan literasi, numerasi dan karakter di
  • Sekolahnya,
  1. Mindset pemerintah yang terbuka dan mau melakukan perubahan menuju mutu pendidikan lebih baik.

Penulis perrnah membaca sebuah kutipan yang menyatakan bahwa “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.

  • Untuk menjadi seseorang yang memiliki kecerdasan spiritual, kecerdasan Intelektual, kecerdasan emosional, diperlukan usaha maksimal dengan cara membaca kitab-kitab kajian sebagai bahan tela’ah, dan memabaca buku bacaan untuk pengetahuan.
  • Ketika kita ingin memiliki hidup yang berkualitas, maka setiap langkah dan sikap kita harus terencana, sehingga kita akan selalu berfikir terlebih dahulu sebelum bertindak.

Agar memiliki Generasi atau peserta didik yang berkualitas, bermutu, dan menjadi contoh yang baik bagi semua orang. Secara pendidikan dibutuhkan kajian khusus di dalam Total Quality Management (TQM) sebagaimana diungkap oleh M.Nur Nasution, Bagi setiap institusi maupun lembaga pendidikan, mutu adalah agenda utama dan meningkatkan mutu merupakan harga mutlak sebagai Quality Ansurance  serta tugas yang paling penting.

Ada banyak sumber mutu dalam pendidikan, misalnya: Sarana gedung yang bagus, pendidik yang berkualitas, Nilai moral yang tinggi, Hasil ujian yang memuaskan, Spesialisasi atau kejuruan, Dorongan orang tua, Bisnis dan komunitas local, Sumber daya yang melimpah,  Aplikasi teknologi mutakhir, Kepemimpinan yang baik dan efektif, Perhatian terhadap pelajar dan anak didik, Kurikulum yang memadai, dan factor-faktor pendukung yang lainnya. Maka Pelajar sebagai generasi muda yang akan melanjutkan estafet pembangunan bangsa dan negara ini, hal tersebut menjadi sebuah kewajiban yang harus disiapkan.

Sedangkan profesi pendidik atau seorang pendidik hendaknya memiliki kepribadian yang unggul, kuat dan sifat-sifat terpuji sebagaimana dicontohkan Rasulullah SAW. Kepribadian yang dimiliki pendidik harus memiliki hubungan yang kuat, baik secaraVertikal dan Horizontal. Secara Vertikal, yaitu Menampilkan sosok pribadi yang taat beribadah kepada Khalik-Nya dengan penuh Khusu’, Khudu’, dan Tawadlu. Secara Horizontal, yaitu menampilkan kemandirian, etos kerja, disiplin, periang, dan berperilaku positif terhadap proses Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), serta menjadikan pribadi bermanfaat bagi peserta didik, sekolah & Masyarakat.

Dari paparan diatas, dapat disimpulkan bahwa pendidikan adalah sebuah kebutuhan yang tidak berkesudahan. Maka tantangan dan harapan besar ada dipundak para pendidik tentang bagaimana melahirkan generasi mendatang yang bukan hanya unggul, namun dapat melanjutkan estafet perjuangan para pendahulunya, dengan mempertahankan Quality Ansurance baik Literasi, Numerasi dan karakter.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.