PendidikanPurwakarta

Guru Adalah Orang Tua Kedua

Bagikan ke:

PURWAKARTA – 25 November 1945 merupakan momentum bersejarah dimana saat itu para guru di seluruh tanah air yang tergabung dalam puluhan organisasi dengan paham dan golongan yang berbeda, dengan bersemangat dan niat mulia bersepakat melebur menjadi satu wadah organisasi yaitu Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Kini, setelah 76 tahun Indonesia merdeka, jati diri PGRI sebagai organisasi profesi, organisasi perjuangan, dan organisasi ketenagakerjaan yang bersifat independen, unitaristik, dan non partisan senantiasa terus dijaga, dan melekat dalam dada pengurus, pejuang, aktivis, dan para guru, pendidik, serta tenaga kependidikan.

Pimpinan Ponpes Al-Muhajirin yang juga menjabat sebagai Rois Syuriah PWNU Jawa Barat Syaikhuna Dr. KH. Abun Bunyamin, M.A menyampaikan Guru adalah orang tua kedua

“Dalam agama ada istilah bahwa orang tua itu ada 3, yaitu orang tua yang melahirkan, orang tua yang menikahkan dan orang tua yang mendidik. Oleh karena itu kita harus menghormati ke tiga orang tua itu apalagi orang tua kita yang sekaligus guru kita.” Ucap Dr. KH. Abun

Dr. KH. Abun juga menyebutkan penghormatan kepada guru itu sangat di haruskan, karena tanpa guru kita bisa bodoh dan tak punya arti

“Di hari guru ini kita harus memuliakan guru, menghormati guru bahkan kalau bisa dengan penghormatan yang setinggi-tingginya.” Ujarnya.

“Kami meminta kepada pemerintah agar kesejahteraan guru di tingkatkan, dan kita tidak bpleh membeda-bedakan antara guru Swasta dengan guru negeri, karena semua guru berfungsi sesuai dengan kewajiban dan tugas guru, yaitu mendidik dengan contoh, mengajar dengan ilmu dan mendorong serta semangat dalam belajar Tut Wuri Handayani, Ing Ngarso Sun Tuladha, Ing Madya Mangun Karso. Selamat Hari Guru. Guru Bahagia Bangsa Sejahtera.” Pungkas Dr. KH. Abun.

(Boy)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.