Jabar

Lebaran Betawi Akan di Gelar Permanen di Situ Babakan Betawi

Bagikan ke:

BOGOR – Pernah mendengar Lebaran Betawi? Itu merupakan momen unik dan luar biasa. Ribuan wisatawan berkumpul di satu titik dan kompak ‘menyerbu’ ornamen ‘gigi balang’, baju adat Betawi, lukisan Benyamin Sueb, Museum Betawi, rumah adat Betawi, Ondel-Ondel, kuliner khas Betawi, hingga Presiden Joko Widodo (Jokowi).

“Dulu acara Lebaran Betawi sering digelar di kawasan Monas dan Lapangan Banteng. Sekarang atas intsruksi Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang ingin mempromosikan Setu Babakan sebagai destinasi wisata Betawi, Lebaran Betawi digelar secara permanen di situ, kata Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta Saefullah dalam keterangan tertulisnya, Selasa (1/8).

Lebaran Betawi yang digelar pada 28-30 Juli 2017 sejatinya tak jauh berbeda seperti arti Lebaran pada umumnya. Itu merupakan ajang silaturahmi bagi seluruh warga Betawi, baik yang ada di Jakarta maupun di luar Jakarta. Semua orang, keluarga, kelompok, organisasi, hingga sanggar seni, boleh ikut merayakan Lebaran Betawi.

“Kegiatan lebaran Betawi juga diisi berbagai hiburan dan kebudayaan Betawi , kudapan khas betawi, dan berbagai macam perlombaan. Nuansa Betawi sangat terasa, lanjutnya.

Selain penyajian berbagai macam produk budaya Betawi juga merupakan sarana bagi sanggar seni dan musik serta perguruan silat untuk unjuk kebolehan. Menurut Saefullah, Lebaran Betawi dapat memacu sanggar dan perguruan untuk tetap mengembangkan cabang budaya yang ditekuni masing-masing.

Hari pertama diisi dengan acara Malam Mangkat, hari kedua ditampilkan berbagai macam kesenian khas Betawi, seperti musik tanjidor, orkes musik Betawi, Gambang Kromong, atraksi silat Betawi, hingga Lenong. Ribuan wisatawan tampak memenuhi tribun penonton yang ada di gedung pertunjukan yang berkonsep outdoor itu. Penutupan acaranya pun dihadiri langsung oleh Presiden.

Kehadiran Presiden untuk menghadiri Penutupan Lebaran Betawi pada Minggu (30/7) membuat kawasan yang bernuansa Betawi ini menjadi semakin terkenal. Semua media dan televisi memberitakannya dan langsung menjadi viral di berbagai media sosial.

“Memang tepat bila Lebaran Betawi digelar di Situ Babakan yang telah ditetapkan sebagai cagar budaya Betawi ini. Ini akan semakin membuat Setu Babakan sebagai salah satu destinasi wisata unggulan di Jakarta,” kata Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran Pariwisata Nusantara Esthy Reko Astuti.

Setu Babakan telah ditetapkan menjadi cagar budaya Betawi sejak 17 tahun lalu, tepatnya pada 18 Agustus 2000. Pada 2004, Pemprov DKI Jakarta semakin memantapkan niatnya untuk membangun suatu kawasan yang bernuansa Betawi dan membagi menjadi tiga zona. Zona A merupakan sentral Setu Babakan berupa museum, galeri, dan ruang serbaguna.

Berikutnya zona B sebagai pusat kuliner yang difungsikan sebagai tempatnya kuliner, dari kuliner Betawi hingga kuliner nusantara dan pedagang kaki lima (PKL) yang berada di sekitar Situ Babakan.

Lalu zona C berupa perkampungan mini Betawi yang dibangun di atas pulau kecil di tengah danau yang direncanakan pembangunan fisiknya akan selesai pada 2020 mendatang.

“Pembangunan fisik disiapkan pemprov DKI Jakarta dan yang non fisik ini menyangkut kesiapan masyarakat di situ menjadi masyarakat sadar wisata,” ucap wanita berkerudung itu.

Sadar wisata yang dimaksud seperti keramahan kepada para wisatawan, cara penyajian makanan, kebersihan lingkungan khususnya sampah dan toilet, menyiapkan pemandu wisata, dan juga pembenahan homestay yang digunakan untuk menginap para wisatawan yang ingin belajar Budaya Betawi.

Esthy mengingatkan, Setu Babakan akan menjadi wisata modern pada 2020. “Kalau pembangunan di semua zona sudah rampung dan sumber daya manusianya sudah siap. Setu Babakan sebagai pusat kebudayaan Betawi akan menjadi tempat wisata yang maju, mandiri dan modern dan pasti akan banyak wisatawan yang berkunjung terlebih secara akses dan lokasinya berada di Jakarta, jelasnya.(Yusup)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.