Purwakarta

Untuk Sukseskan Program Citarum Harum, Ini Yang Dilakukan Kodim 0619 Purwakarta

Bagikan ke:

PURWAKARTA-Kodim 0619/Purwakarta menggelar Sosialisasi Pengolahan dan Pemanfaatan Sampah Rumah Tangga di Aula Kebhinekaan Makodim 0619/Purwakarta, Selasa (23/1).

Kegiatan yang sedikitnya diikuti 80 peserta yang terdiri dari Babinsa dan masyarakat sekitar tersebut berkaitan dengan program Citarum Harum, di mana masyarakat diingatkan kembali untuk tidak membuang sampah ke sungai.

Kasdim 0619/Purwakarta Mayor Inf Tito Maulana Harahap mengatakan, sosialisasi tersebut bertujuan untuk membawa nilai positif terhadap masayrakat dan lingkungannya.

“Giat hari ini diharapkan dapat menciptakan pola hidup yang sehat dan menumbuhkan sikap sadar diri untuk membuang sampah pada tempatnya,” kata Tito.

Dijelaskannya, melalui sosialisasi tersebut pula dapat menambah pengetahuan terkait sampah rumah tangga yang asalnya tidak memiliki nilai jual bisa menjadi sumber penghasilan atau memiliki nilai ekonomis.

“Saya berharap sosialisasi ini bisa merubah mindset kita tentang cara memberlakukan sampah yang ada di sekitar kita,” ujarnya.

Sementara itu, Perwakilan Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Purwakarta Dra Endah Yuniastuti mengatakan produktivitas sampah di Purwakarta setiap harinya mengalami peningkatan drastis.

“Pemerintah Kabupaten Purwakarta dituntut melakukan upaya perpanjangan usia Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sampah Cikolotok. “Artinya, sampah yang dikirim ke Cikolotok mesti dikurangi. Hal tersebut yang mendorong kami untuk mendirikan Bank Sampah di Kabupaten Purwakarta ini,” ujarnya saat menyampaikan materinya.

Dengan Bank Sampah, sambungnya, masyarakat dituntut melakukan swakelola dan menjalankan sistem sampah terbaharukan yang dimulai dari rumah. “Sehingga dengan adanya Bank Sampah ini, kita bukan hanya memiliki lingkungan yang sehat dan bersih tetapi juga memiliki penghasilan tambahan,” kata Endah.

Senada, Ketua Bank Sampah Panulisan Nono Juarno mengatakan, Bank Sampah Panulisan merupakan suatu wadah pemanfaatan sampah. “Siklus sampah ideal dimulai dari rumah dan kembali lagi ke rumah. Di sini sampah dipilah dan berdayaguna,” ujarnya.

Bank Sampah, kata Nono, pertama ada di Purwakarta sejak 2010 lalu. “Visi kami adalah menciptakan lingkungan yang bersih dan mempunyai lingkungan yang sehat. Karena itu perubahan paradigma masyarakat mengenai sampah perlu dilakukan secara berkelanjutan,” kata dia.

Nono juga mengatakan, edukasi kesadaraan dan keterampilan warga untuk pengelolaan sampah dengan penerapan prinsip reduce, reuse, recycle dan replace (4R) penting dalam penyelesaian masalah sampah.

“Bank sampah yang berbasiskan partisipasi warga merupakan modal sosial dalam pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Bank Sampah merupakan konsep pengumpulan sampah kering dan dipilah serta memiliki manajemen layaknya perbankan tapi yang ditabung bukan uang, melainkan sampah,” ujarnya.

Manfaat langsung dengan adanya Bank Sampah, kata Nono, adalah berkurangnya timbunan sampah dan lingkungan menjadi lebih bersih dan asri, serta kemandirian warga secara ekonomi.

“Selain manfaat secara ekonomi, dimana dari tabungan sampah memperoleh uang untuk membayar listrik dan membeli sembako, juga terwujudnya kesehatan lingkungan, dengan kondisi komunitas yang lebih bersih, hijau, nyaman, dan sehat,” ucapnya.(Gin)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.