Komunitas Pecinta Alam Sukasari Kecam Tindakan yang Merusak Alam
PURWAKARTA-Dikawasan Gunung Haur Kampung Kiarabandung Desa Kutamanah Kecamatan Sukasari Purwakarta terdapat galian yang yang cukup dalam yang kurang lebih mencapai 12 meter dengan lebar 2 meter.
Kegiatan penggalian yang dilakukan oleh Mantan Kepala Desa Ciririp Harun Iwa Nugraha dan 3 orang rekanya dari Karawang, Bandung, Majalengka dan Cianjur. Adapun tujuan meraka menggali gunung tersebut untuk mengambil harta karun aset negara yang terkubur di dalam Gunung Haur tersebut.
“Kami adalah orang – orang terpilih, disini untuk mencari harta karun peninggalan kerajaan dan Ingin membuktikan kepada dunia bahwa ada banyak harta yang tersimpan serta belum diketemukan oleh siapapun, “ungkap Harun saat ditanya para pencinta alam.
Pada kesempatan yang sama, Zaenal Arifin yang merupakan Pembina Komunitas Pencinta Alam Sukasari (KOMPAS) mengaku prihatin dengan adanya penggalian tersebut akan merusak alam sukasari. ” Adanya penggalian tersebut dikhawatirkan terjadinya longsor dan bencana alam lainnya, karena ketika alam di rusak pasti alam pun akan berontak ” kata Arifin.
Arifin menambahkan, Manusia dan lingkungan merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Manusia membutuhkan lingkungan untuk memenuhi kebutuhannya. Sebagian besar aktivitas manusia melibatkan lingkungan, baik secara langsung maupun tidak langsung. “Hubungan atau interaksi antara manusia dengan lingkungan ini jika dilakukan dengan tidak bertanggung jawab akan mengganggu keseimbangan dan kelestarian alam. Jadi kalau alam rusak ya tinggal tunggu aja akibatnya” ungkap Arifin
Menurutnya, lokasi penggalian dipuncak gunung haur Tersebut berada ketinggian 517 MPDL, dengan lebar lubang 2 meter dan kedalaman kurang lebih 12 meter .Kegiatan penggalian lubang itu sudah hampir 2 bulan.
Hal senada diungkapkan anggota kompas Enjen Jaelani, yang didampingi Dede Tolib dan Ega merasa marah setelah lihat galian yang merusak alam tersebut. “Kami akan Laporkan kegiatan galian yang tidak berizin serta merusak alam tersebut kepada pihak terkait. kami Ingin alam sukasari ini asri dan tidak rusak, ” ungkap anggota Kompas tersebut.
Ditemui ditempat terpisah Syariful Harom, Camat Sukasari mengungkapkan rasa kecewa yang sangat terhadap Harun beresta rekannya yang lakukan penggalian lubang tersebut. ” Harus dihentikan karena merusak alam Sukasari dan tojaiyah (sejalan) dgn program wisata yang sedang saya gulirkan. Dalam kegiatan Rapat minggon hal tersebut sudah menjadi pembahasan kami dan kami akan memanggil yang bersangkutan.” ungkap Harom.
Harom, mengecam dan akan menindak segala sesuatu kegiatan yang merusak alam. “mungkin mereka (harun dan rekannya) kurang Piknik, jadi aja mimpi sebagai orang terpilih untuk temukan harta karun aset kerajaan” pungkas Harom sambil tersenyum. (Gingin/03)