Purwakarta

Gebyar HSN Ponpes Al-Muhajirin “Santri Damai, Lidah dan Tangannya Membawa Kebaikan Untuk Dunia dan Agama”

Bagikan ke:

PURWAKARTA – Santri Ponpes Al-Muhajirin Purwakarta selalu punya cara kreatif untuk memperingati acara, kali ini mereka bertanggungjawab penuh atas meriahnya Gebyar Hari Santri Nasional dengan tema “Santri damai, lidah dan tangannya membawa kebaikan untuk dunia dan akhirat”

Acara Gebyar HSN rutin diperingati setiap tahunnya oleh seluruh santri Ponpes Al-Muhajirin Purwakarta Pimpinan Syaikhuna DR.KH. Abun Bunyamin, MA, ini dilaksanakan demi meneladani semangat jihad ke Indonesiaan yang di gelorakan oleh para Ulama

Gebyar HSN di gelar di Kampus 3 Ponpes Al-Muhajirin Purwakarta yang beralamat di Citapen, Sukajaya Purwakarta dan di kemas secara apik dan meriah sebagai rasa syukur juga potret semangat santri.

Ribuan santri dari tiap unit di Yayasan Al-Muhajirin antusias mengikuti acara yang dilaksanakan hari Rabu, (23/10/2019), dari pukul 08.00 – 12.00 WIB.

DR. KH. Abun Bunyamin, MA, menyampaikan “Dalam gebyar HSN ini kita berharap bisa menjadi pemicu semangat bagi para ulama dan santri untuk menjaga keutuhan NKRI dan terus berjuang menegakan Agama Islam Ahlus Sunah Waljama’ah, sekaligus turut berkontribusi dalam pembangunan daerah, bangsa dan negara” ujarnya

Pada tanggal 22 Oktober 1945 terjadi peristiwa sejarah yang menumbuhkan jiwa kepahlawannan, kepatriotisan, kesatriaan dan keheroikan para kaum muda Indonesia. Pada hari itu Resolusi jihad dideklarasikan oleh Hadrotusyekh Mbah KH Hasyim Asy’ari selaku pendiri NU kepada khalayak Indonesia untuk keutuhan NKRI

Pada hari itu juga KH. Hasyim Asy’ari menyerukan kepada para santrinya untuk ikut berjuang guna mencegah tentara Belanda kembali menguasai Indonesia, beliau berseru bahwa membela tanah air merupakan kewajiban bagi setiap muslim

Hal ini merupakan landasan dicetuskannya tanggal 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional, oleh Presiden RI Ir. Joko Widodo melalui Keppres nomor 22 tahun 2015, penetapannya merupakan bentuk penghargaan pemerintah terhadap peran para kaum sarungan dalam memperjuangkan kemerdekaan. Maka peristiwa inilah yang dijadikan sebuah agenda besar para santri.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.